SINOPSIS NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA
NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA
DISUSUN OLEH :
NAMA : LESTARI SIMATUPANG
KELAS : XII MIPA_3
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
GURU PEMBIMBING : LIS ADELINA HARAHAP, S.Pd
SMA NEGERI 1 PINANGSORI
T.A 2021 / 2022
NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA
A. Identitas Novel
- Judul Buku: 99 Cahaya di Langit Eropa
- Penulis Buku: Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
- Penerbit Buku: Gramedia Pustaka Utama
- Kota Terbit: Jakarta Pusat
- Cetakan: ke 11
- Tebal Buku: halaman
- ISBN: 9789792272741
B. Sinopsis Novel
Di Paris Hanum dan Rangga menemui Marion Latimer di Saint Michel. Setelah bertemu, Hanum merasa heran karena jarang melihat orang asli Eropa yang memakai jilbab seperti Marion, yang selama ini hanya dikenal lewat e-mail selama kurang dari sebulan. Kemudian Marion mengajak Hanum dan Ranga menuju mobilnya untuk di antar ke hotel.
Keesokan harinya Marion menjemput Hanum untuk jalan-jalan, karena Rangga harus menghadiri konferensi seharian. Dari beberapa tempat yang di ajukan Marion, Hanum lebih memilih untuk mengunjungi Museum Louvre. Ternyata di sana penuh misteri. Seperti tulisan Kufic pada piring kuno yang berarti “Ilmu pengetahuan itu pahit di awalnya, tetapi manis melebihi madu pada akhirnya”. Dan tulisan Kufic artistik di pusat lingkaran sebuah piring putih tulang, yang berarti “Janganlah menelantarkan harapan, perjuangan masih panjang”. Piring itu adalah hadiah untuk seorang dari Khurasan Iran tahun 1100. Serta tulisan Pseudo-Kufic di hijab Bunda Maria yang bertuliskan “Laa Illa ha Illallah”. Yang sebenarnya tulisan tersebut masih enjadi topik controversial.
Jarum pendek sudah menunjuk ke angka 3. Marion mengajak Hanum untuk makan siang di Voici la place, serta shalat Zuhur di Le Grande Mosquee de Paris. Mereka naik kereta bawah tanah. Tiba-tiba ini semua mengingatkan Hanum pada pengalaman menaiki bus Trans Jakarta menuju stasiun kota beberapa hari lalu untuk membeli baju hangat di Mangga Dua. Untuk mengurangi kemecetan Jakarta, ia menggunakan bus Trans Jakarta. Tapi sia-sia, niatnya untuk mengurangi kemacetan Jakarta kandas dengan sukses. Segera ia turun dari bus, lalu meneruskan perjalanan dengan ojek. Sialnya, baju hangat yang ia buru, tak berhasil di dapat karena tokonya terlanjur tutup 10 menit sebelum Hanum datang.
Waktupun berlalu, akhirnya mereka sampai di Voici la place. Hanum segera shalat dan Marion karena sedang tidak shalat, ia menunggu di kafe ujung jalan. Meski bahwa hari itu sedikit terik, tak di lihatnya para turis perempuan yang berbaju minim atau seksi. Marion menjelaskan bahwa masjid ini di bangun untuk mengenang ratusan ribu tentara muslim yang gugur membela Prancis saat perang dunia pertama. Dan fakta yang terbantahkan adalah bahwa masjid ini pernah menyelamatkan ratusan orang Yahudi.
Saat makan malam, tiba-tiba Rangga menghubungi Hanum dan mengatakan bahwa ia ingin ikut jalan-jalan selesai konferensi nanti. 30 menit lagi mereka bertemu di depan pintu Gereja Notre Dame. Setelah bertemu Hanum menjelaskan pada Rangga bahwa Paris tak sekedar Eiffel dan Louvre. Ada misteri peradaban Islam yang membuat Paris semaju ini.
Tak lama kemudian Marion berpamitan kepada Hanum dan Rangga. Marion memeluk Hanum erat-erat, lalu menghilang cepat di antara turis-turis dan gelapnya malam.
Mereka memiliki kebiasaan membawa bekal makan siang dari rumah, karena mencari menu yang tak bercampur babi di kantin kampus bukanlah perkara mudah, kalaupun ada pilihannya Cuma vegetarian, itupun harganya mahal.
Al hasil masakan khas Indonesia seperti rendang, opor, hingga gulai kari kerap menjadi hidangan siang mereka. Sebelum di makan biasanya di panasi dalam microwave. Tetapi suatu saat, terdapat kertas yang di temple di badan microwave dan kulkas kantor. Betapa terkejutnya Rangga karena kertas itu bertuliskan “Please no more curry or masala in the microwave and cooler!” sebuah peringatan yang sudah pasti hanya di tujukan untuk Rangga dan Khan, muslim kolega Rangga dari India. Dan Rangga langsung berfikir bahwa ini semua pasti ulah Maarja. Tapi, Rangga memutuskan unuk mengalah, dan tak menggunakan microwave untuk menghangatkan bekal makan siang lagi.
Di Schatzkammer, mereka terpana melihat pemandangan di depan mata, benda-benda pustaka bersepuh emas dan berlian lengsung menyambut kedatangan kami di pintu masuk Schatzkammer Museum. Satu jam mereka mengitari pelosok-pelosok ruang Schatzkammer, kebosananpun melanda.
Pada paaagi hari, Hanum mendapatkan telepon dari ayahnya yaitu Amien Rais, ia bertanya pada Hanum tentang hikmah yang Hanum ambil dari kehidupannya, sudah berapa Negara yang ia kunjungi, tapi Hanum hanya menjawab pertanyaan itu dengan asal karena di Eropa masih pagi-pagi buta. Tiba-tiba ayahnya berpesan, “Kalau ada waktu, wakililah bapakmu menyaksikan Corboda dan Granada, bapak belum pernah kesana.” Lalu beliau segera menutup telepon.
Tiba-tiba Hanum merasa bersalah pada ayahnya karena telah merasa terganggu pada telepon pagi-pagi buta itu. Selepas shalat Subuh berjamaah dengan Rangga, Hanum membuka komputer tebletnya. Berburu tiket paling murah pada Juni 2010, saat liburan musim panas di kampus Rangga.
C. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel
a. Unsur Intrinsik
1. Tema : Menapak jejak islam di Benua Eropa
2. Tokoh : Hanum, Rangga, Fatma, Eyse, Selim, Paul, Imam hashim, Natalle dewan, Marion, Gomez, Hasan, Sergio.
3. Watak
Ø Hanum : protagonis,karena mempunyai rasa keinginan tahuaan tentang islam yang sangat besar,pantang menyerah,baik,dan bertanggung jawab.
Ø Rangga : protagonis,karena bersama hanum menjelajahi islam di eropa,bertanggung jawab,baik,dan pintar.
Ø Fatma : protagonis,karena fatmalah yang pertama kali mengajak hanum menyusuri rahasia kebesaran islam di Benua Eropa,baik,dan pantang menyerah.
Ø Eyse : protagonis,karena ia adalah seorang anak yang selalu patuh terhadap ibunya(fatma) eyse jug anak yang baik,pintar dan ceria walaupun ia terserang penyakit kanker,tapi ia selalu ceria.
Ø Selim : protagonis,karena ia adalah sahabat fatma yang membantu fatma menjelaskan segala yang di ketahuinya tentang islam di Benua Eropa
Ø Paul : antagonis,karena ia telah menghina kerajaan turki yang pernah berkuasa
Ø Imam hashim : protagonis,karena ia menjelaskan sejarah islam di daerah wina
Ø Natalle Dewan : protagonis,karena ia merupakan seorang muslim yang sejati yang mana tidak hanya lewat mulut ia mempromosikan islam,tetapi ia menunjukkan juga dengan sikap dan perbuatan yang ia tunjukkan sebagai muslim yang baik.
Ø Marion : protagonis,karena membantu hanum dalam menjelajahi eropa
Ø Gomez : protagonis,karena mengantar kan hanum dan rangga ke tempat-tempat sejarah islam di Benua Eropa
Ø Hasan : protagonis, karena sudah menjadi agen muslim yang baik yang ada di Negara Spanyol
Ø Sergio : protagonis, karena menjadi seorang pemandu yang baik,ia juga menjadi seorang yang menjelaskan yang ia ketahui dengan baik,dan profesional dalam menjalani tanggung jawab nya
4. Alur : Menggunakan alur maju mundur,karena setelah ia menjelaskan sejarah islam dahulu nya di Eropa,lalu masa sekarang di Eropa,dan kembali lagi bercerita ke masa lalu
5. Latar
Ø Tempat: austria,granada,cordiba,paris dan lain-lain
Ø Waktu: pagi,siang,malam
Ø Susana: menyenangkan,menegangkan,dan menyedhkan
6. Sudut pandang : Orang ketiga
7. Amanat :
Ø jadikan lah sejarah sebagai suatu pelajaran bagi kita seorang generasi muda
Ø jangan pernah berhenti untuk mengetahui sejarah islam,karena dengan mengetahui sejarah islam kita menjadi tahu ternyata begitu banyak nya di berbagai dunia tersimpan nya sejarah islam yang tidak kita tahui sebelumnya.
b. Unsur Ekstrinsik
1. Agama : Mengajarkan kepada kita,Bahwa islam di Benua Eropa dulunya banyak sejarah islam yang tersimpan disana,yang mana kita ketahui di Eropa banyak yang minoritas islam pada saat sekarang ini.ternyata dulunya islam juga sangat berkembang di Eropa.
2. Sosial : Bahwa di Eropa agama yang satu akan menghargai agama yang kedua,artinya sikap saling antar agama kuat disana
3. Politik : Sekolah di eropa tidak mentoleransi umat muslim di sana,jika melaksanakan ujian salat jum’at bagi laki laki,tidak diberi toleransi.artinya siapa yang mengikuti salat maka akan ketinggalan ujian,yaitu harus memilih satu diantara kedua pilihan tersebut.
D. Kelebihan dan Kekurangan Novel
a. Kelebihan
- Kelebihan buku 99 cahaya di langit eropa ini adalah kita sebagai pembaca akan merasakan seolah-olah sedang mengelilingi eropa dengan berbagai model pendeskripsian dari penulis yang menghadirkan gambaran Eropa kedalam imajinasi kita.
- Mengajak kita untuk mengamalkan Islam secara total melalui perilaku yang mencerminkan Islam, lewat contoh tokoh yang bernama Fatma.
- Cerita yang disampaikan begitu santai dengan bahasa yang lugas dan sederhana sehingga seakan mengajak pembaca turut serta dalam perjalanan spiritual yang dilakukan.
- Buku ini hingga lembar terakhir menguatkan kita sebagai seorang muslim bahwa : di belahan bumi manapun, menegakkan aqidah keislaman kita, berarti kita bersiap untuk menjadi “agen muslim sejati” yaitu sebagai muslim yang membawa rahmat bagi sekelilingnya, rahmatan lil alamin & kebangkitan peradaban Islam adalah saat umat Islam kembali pada Al-Qur’an yang tidak sekedar dibaca, tetapi juga di pelajari dan diteliti detil artinya sesuai dengan bidang keilmuan kita. Menumbuhkan (kembali) kecintaan umat Islam pada Al-Qur’an, akan menjadi dasar kembali bersinarnya peradaban Islam seperti beberapa ribu tahun silam.
- Memberikan gambaran baru tentang Eropa selain keindahan dan kemegahan bangunan di seantero dunia.
b. Kelemahan
- Pada pemotongan sub bab dalam buku terkesan dipaksakan. Ketika sudah sampai pada akhir sub bab, tiba-tiba kita masuk lagi pada rangkaian cerita sebelumnya yang terputus.
- Pada bagian penutup, akan lebih menarik jika maksud dari penulis langsung masuk ke sub bab Ka’bah tanpa harus memasuki cerita yang lainnya, meski bagian tersebut menjelaskan mengapa penulis ingin pergi haji.
E. Komentar
Novel ini sangat bagus di baca, karena begitu banyak manfaat bagi pembaca,terutama bagi generasi muda islam,yaitu harus mencintai agama nya,meningkatkan ketaatan dan keimanannya kepada sang mah penciptanya yaitu Allah SWT. serta memperkuat benteng islam dengan melakukan berbagai hal yang bersifat positif.
Comments
Post a Comment