MAKALAH OLAHRAGA TINJU

 

KATA PENGANTAR

 

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami boleh menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “OLAHRAGA TINJU ”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari nya.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

 

Lumut,      Oktober 2018

 

 

Penyusun

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR  ..............................................................................         i

DAFTAR ISI ..............................................................................................        ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................        1

A.    Latar Belakang ................................................................................        1

B.     Rumusan Masalah ...........................................................................        1

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................        2

A.    Sejarah Tinju ...................................................................................        2

B.     Teknik Dasar Tinju ..........................................................................        3

C.     Tipe-tipe Tinju .................................................................................        7

D.    Aturan dalam olahraga Tinju ...........................................................        8

BAB III PENUTUP ...................................................................................      12

A.    Kesimpulan .....................................................................................      12

B.     Saran ...............................................................................................      12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................      13


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Kata Tinju adalah terjemahan dari kata Inggris "boxing" atau "Pugilism". Kata Pugilism berasal dari kata latin, pugilatus atau pinjaman dari kata yunani Pugno, Pignis, Pugnare, yang menandakan segala sesuatu yang berbentuk kotak atau "Box" dalam bahasa Inggrisnya. Kata Yunani pugno berarti tangan terkepal menjadi tinju, siap untuk pugnos, berkelahi, bertinju. Dalam mitologi, bapak dari Boxing adalah Poliux, saudara kembar dari Castor, putera legendaris dari Jupiter dan Leda.

Nilai diberikan untuk pukulan yang bersih dan mantap ke bagian depan pinggang ke atas yang sah dari lawan, dengan pukulan ke kepala dan dada mendapat nilai lebih. Petinju dengan nilai yang lebih tinggi setelah sejumlah ronde yang direncanakan akan dinyatakan sebagai pemenang. Kemenangan juga dapat dicapai jika lawan dipukul jatuh dan tidak dapat bangkit sampai hitungan kesepuluh dari wasitatau jika lawan dinyatakan tidak mampu melanjutkan pertandingan.

Sebuah pertandingan tinju profesional adalah pertandingan dengan tingkat bayaran dalam nilai nominal tertentu. Nilai bayaran petinju sangat bervariasi, tergantung tingkat dan popularitas sang petinju. Belum tentu, seorang petinju yang menjadi juara dunia mendapatkan bayaran lebih tinggi dari dari yang bukan juara dunia. Petinju FilipinaManny Pacquiao, dalam beberapa pertandingannya, tidak berstatus juara dunia, dan tidak memperebutkan gelar juara dunia, namun bayarannya berkali-kali lipat di atas bayaran petinju Indonesia Chris John yang berstatus juara dunia. Ini karena popularitas Pacquiao jauh di atas Chris John.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa itu olahraga Tinju?

2.      Apa saja teknik dasar olahraga Tinju?

3.      Apa aturan dalam olahraga tinju?


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Sejarah Tinju

Pada tahun ±1619 SM dipulau Kreta yaitu suatu pulau yang terletak dilaut tengah rakyatnya telah melakukan olahraga tinju, dan pada tahun ± 1600 di Tiongkok juga ada tinju. Pertandingan tinju yang pertama tercatat dalam sejarah adalah antara lain melawan Abel. Kitab mahabrata juga mencatat pertandingan-pertandingan tinju, hal mana mendahului pencatatan cerita-cerita perkelahian di antara bangsa Yunani, Romawi, dan Mesir.  Meskipun boxing terkenal berabad-abad lamanya sebagai suatu bentuk hiburan, namun kita baru mengenal tinju pada abad ke 18 di Inggris, dikembangkan oleh seorang Inggris bernama Jamea Free, dan pada tahun 1730 ia menjadi juara pertama di negeri Inggris.

Kemudian muncul lagi seorang bangsa Inggris bernama Branchton sebagai petinju yang mempergunakan sarung tangan. Dan pada tahun 1743 ia membuat peraturan tentang bertinju. Sedangkan petinju yang pertama terkenal adalah seseorang berkembangsaan Yunani bernama Theagenes dari Thaos yang menjadi juara pada Olympic Games tahun 450.Ia melakukan pertandingan sebanyak 1406 kali dengan menggunakan cestus yaitu sarung tinju yang terbuat dari besi. Sebagian besar penantang yang bertinju dengan Theagenes mengalami nasib malang tewas di ujung kepalan Theagenes.

Pertandingan tinju Yunani Kuno adalah sejenis olah raga kuno dari setidaknya abad ke-8 SM (berdasarkan puisi Iliad karya Homer) yang dilaksanakan dalam berbagai konteks sosial diYunani. Sebagian besar bahan sumber mengenai tinju Yunani Kuno yang diketahui ada berada dalam kondisi tidak lengkap atau sekadar legenda sehingga sulit untuk mengetahui peraturan pertandingan, adat dan sejarah olah raga ini dengan rinci. Meskipun begitu, jelas bahwa pertarungan tinju menggunakan sarung tangan tinju merupakan bagian penting dari kebudayaan atletik Yunani Kuno sepanjang zaman klasik awal. Hingga sekitar 500 SM himantes digunakan sebagai pelindung buku jari dan tangan. Himantes merupakan tali kulit yang terbuat dari kulit lembu dengan panjang sekitar 3 hingga 3,7 meter yang membungkus mengelilingi tangan dan buku jari beberapa kali.

Di Indonesia tinju masuk dan dipopulerkan oleh Negara Hindia Belanda atau KNIL (Koninklijk Nederlands Inside Large). Ring tinju yang pertama didirikan di Indonesia pada jaman kolonial itu masih ada hingga kini, yaitu ring tinju di Jasdam V Java serta Jasam VII Diponegoro (Semarang).

 

B.     Teknik Dasar Tinju

1.      Sikap

Meskipun banyak petinju yang mengembangkan gaya dan cara betarung sendiri, teknis dasar dan tradisional adalah sebagai berikut:

Sikap ini  berlaku untuk petinju yang tangan kanannya lebih dominan, atau disebut juga orthodox. Petinju berdiri dengan kaki kanan setengah-langkah di belakang kaki kiri. Tinju kiri (lead)  sekitar enam inci di depan wajah di tingkat mata. Tinju kanan (rear) diletakan di samping dagu dan siku diposisikan didepan  tulang rusuk untuk melindungi tubuh. Dagu diposisikan ke dada untuk menghindari pukulan ke rahang yang sering menyebabkan knockout. Menjaga posisi tangan seperti itu dianggap sangat penting dan tidak mudah selama pertandingan. Petinju kidal atau southpaw seperti Manny Pacquiao dan Marvin Hagler menggunakan cerminan dari sikap ortodox. Petinju kidal menggunakan tangan kanan sebagai lead, dan tangan kiri sebagai rear. Sikap kidal  dapat memberikan kesulitan bagi petinju ortodoks yang tidak terbiasa mendapat jab, hook, atau straight dari sisi yang berlawanan. Sikap kidal, sebaliknya, lemah terhadap serangan straight right (tangan kanan lurus)

2.      Pukulan

Teknik pukulan dalam tinju :

1)      Jab 

Jab.jpg

Jab adalah pukulan pembuka dalam olahraga tinju. Pukulan jab berupa pukulan lurus ke depan, bisa mengarah ke muka atau badan lawan. Biasanya, pukulan jab dilontarkan dengan tangan kiri (jika petinju tersebut bergaya ortodoks atau dengan tangan kanan jika petinju tersebut bergaya kidal. Tapi itu bukan sesuatu yang pasti, ada kalanya petinju ortodoks melontarkan jab dengan tangan kanan, dan sebaliknya, tergantung posisi saat melontarkan pukulan. Pukulan jab, biasanya berfungsi mengganggu konsentrasi lawan atau sekedar pukulan pembuka dalam suatu serangan, namun tidak jarang pukulan jab bisa terlontar dengan keras dan memukul lawan dan membuatnya KO.

 

2)      Straight

Straight-1-300x173.jpg

Straight adalah pukulan lurus dalam olahraga tinju. Lazimnya, pukulan straight dilontarkan setelah pukulan Jab, tapi tidak selalu begitu, karena bisa dikombinasikan dengan pukulan lain, sesuai strategi dan kondisi di ring (tinju).

 

3)      Hook 

Hook-300x211.jpg

Hok dalam bahasa Inggris berarti kait. Dan memang posisi seperti itu yang dilakukan oleh seorang petinju dalam melontarkan pukulan hook. Pukulan hook dapat dilontarkan kedua tangan, kanan dan kiri. Pukulan hook dikenal sangat mematikan dalam tinju. Petinju kelas beratMike Tyson dulu sangat ditakuti karena pukulan hooknya sering memukul KO lawan, sedang petinju Indonesia Ellyas Pical memiliki pukulan hook kiri yang sangat keras, dan sering memukul KO lawan dengan senjata andalan hook kiri. Karena keandalan pukulan tersebut Pical dijuluki sebagai Exocet. Pukulan jab, biasanya berfungsi mengganggu konsentrasi lawan atau sekedar pukulan pembuka dalam suatu serangan, namun tidak jarang pukulan jab bisa terlontar dengan keras dan memukul lawan dan membuatnya KO.

 

4)      Uppercut 

Uppercut-300x131.jpg

Uppercut adalah pukulan pendek dalam tinju, biasanya merupakan pukulan andalan untuk mengalahkan lawan dengan KO. Pukulan upper cut dilontarkan dari bawah, posisi tangan dan siku petinju membentuk huruf "V" dengan sasaran utama perut, ulu hati dan dagu lawan.Petinju Indonesia Muhammad Rachman dikenal memiliki senjata ampuh berupa uppercut kiri maupun kanan, dan sering memukul KO lawan dengan pukulan ini.

 

5)      Cros 

Cross-300x185.jpg

Cros dalam tinju bukan merupakan pukulan standar seperti jabstraighthook atau upper cut, melainkan pukulan modifikasi, merupakan gabungan antara pukulan straight dan upper cut, dengan target rahang atau perut lawan. Istilah ini hanya dikenal dalam tinju profesional, dan tidak dikenal dalam tinju amatir yang hanya mengenal pukulan standar seperti tersebut di atas.

 

 

 

 

6)      Long hook

Long-Hook-300x196.jpg

Long hook merupakan pukulan hook yang dilontarkan dari jarak jauh. Dalam tinju, long hook bukan merupakan pukulan standar seperti jabstraighthook atau upper cut, melainkan pukulan modifikasi, merupakan gabungan antara pukulan straight dan hook. PetinjuMuhammad Ali dikenal yang mempopulerkan pukulan long hook ini. Di Indonesia, pukulan ini dikenal sebagai pukulan Swing. Dalam istilah tinju internasional, istilah pukulan swing ini tidak dikenal, dan lebih dikenal sebagai long hook.

 

7)      Rabbit punch 

Rabbit-Punch-300x169.jpg

Rabbit punch adalah salah satu pukulan yang sangat terlarang dan sangat berbahaya bagi lawan dalam bertinju. Rabbit punch dilancarkan dari arah atas ke arah bawah, terutama saat lawan sedang dalam posisi merunduk. Sengaja atau tidak, pukulan ini dilarang karena mengincar ubun-ubun atau tengkuk lawan yang sangat berbahaya dan mematikan. Rabbit punch adalah salah satu pukulan yang sangat terlarang dan sangat berbahaya bagi lawan dalam bertinju. Rabbit punch dilancarkan dari arah atas ke arah bawah, terutama saat lawan sedang dalam posisi merunduk. Sengaja atau tidak, pukulan ini dilarang karena mengincar ubun-ubun atau tengkuk lawan yang sangat berbahaya dan mematikan.

Target utama pukulan ini adalah bagian kepala lawan, tapi bisa juga perut, tergantung situasi dan posisi sang petinju.

Untuk petinju ortodoks (tinju), pukulan straight dilontarkan dengan pukulan kanan(karena tangan kanan lebih keras dari tangan kiri), dan sebaliknya untuk petinju kidal.

 

C.    Tipe-Tipe Petinju

"Style" sering didefinisikan sebagai pendekatan strategis tempur seorang petinju. Meskipun seorang petinju sukses sebaiknya dapat adaptasi terhadap berbagai macam cara bertempur musuh, tetap biasanya ada satu style yang ia paling suka. Tipe dan gaya  seorang petinju bertarung sesuai dengan  fisik serta mental invindu dan tidak ada dua petinju dengan gaya bertarung yang sama persis.

1.      Boxer/Out-fighter

"boxer" atau  outfighter berusaha untuk menjaga jarak antara dirinya dan lawannya, berkelahi dengan mengandalkan pukulan yang lebih cepat dan berjangkauan panjang, seperti jab. Seorang out-fighter perlu jangkauan, kecepatan tangan, dan kelincahan kaki.

Contoh-contoh out-fighter adalah Muhammad Ali, Larry Holmes, Lennox Lewis, Sugar Ray Leonard, Oscar De La Hoya, dan Roy Jones Jr.

 

2.      In-Fighter

In-fighter/pressure fighter mencoba untuk tetap dekat dengan lawan, selalu berusaha untuk tidak lebih dari selangkah diantara lawan. Seorang in-fighter  membutuhkan rahang yang kuat karena gaya bertarung tersebut harus menerima pukulan yang lebih banyak sebelum mereka memposisikan pas didepan muka lawan dimana mereka paling efektif.

Contoh-contoh: Mike Tyson, Harry Greb, Jake Lamotta, Rocky Marciano, Joe Frazier, Jose Luis Castillo, Ricky Hatton dan Julio Cesar Chavez.

 

3.      Brawler

Brawler adalah petarung yang tidak mengandalkan strategi tertentu dan memilik kemampuan teknik yang kurang. Brawler hanya mengandalkan power dan daya tahannya.

Contoh-contoh: Arturo Gatti, Micky Ward, George Foreman, Jack Dempsey, Antonio Margarito, Ricardo Mayorga, Michael Katsidis dan Erik Morales.

 

4.      Counterpuncher

Counterpuncher adalah  petinju yang mengandalkan kesalahan lawan mereka. Mereka menggunakan pertahanan mereka (defense) dengan baik  untuk menghindari atau memblokir serangan dan kemudian segera menyerang lawan dengan pukulan balasan (counterpunch).

Contoh: Floyd Mayweather Jr., James Toney, Pernell Whitaker, Willie Pep, Bernard Hopkins, Juan Manuel Marquez, Jersey Joe Walcott, Wilfredo Benitez, dan Nicolino Locche.

 

5.      Boxer-Puncher

Boxer-puncher sering dianggap sebagai gaya yang paling lengkap dan seimbang. Seorang boxer-puncher dapat bertarung dengan jarak jauh maupun dekat. Mereka mempunyai kemahiraan yang seimbang dalam teknik dan power.

Contoh: Sugar Ray Robinson, Manny Pacquiao, Marvin Hagler, Thomas Hearns, Joe Louis, Roberto Duran, Alexis Arguello, dan Carlos Monzon

 

D.    Aturan Dalam Olahraga Tinju

Pada masah kejayaan romawi Peraturan tinju Yunani Kuno yang diterima sejarawan saat ini diketahui berdasarkan referensi dan gambar-gambar bersejarah. Sedikitnya sumber dan bahan referensi yang tersisa mengakibatkan peraturan-peraturan tersebut hanya bisa diduga.

1.      Tidak boleh merangkul atau bergulat

2.      Pukulan apapun menggunakan tangan diizinkan namun tidak boleh mencungkil menggunakan jari

3.      Ring tinju tidak digunakan

4.      Tidak ada ronde atau batasan waktu

5.      Kemenangan diputuskan ketika salah seorang petinju menyerah atau tak mampu melanjutkan pertandingan

6.      Tidak ada klasifikasi berat; lawan dipilih secara acak

7.      Para petinju boleh memilih untuk saling memukul tanpa boleh bertahan jika pertandingan berjalan terlalu lama

Dengan adanya dasar peraturan yang telah ada sejak zaman dahulu maka secarah bertahap telah di lakukan beberapa perubahan mengenai peraturan tinju sampai dengan sekarang ini

Sebuah pertandingan tinju biasanya terdiri dari beberapa putaran ditentukan tiga menit, total sampai 12 putaran (sebelumnya 15). Semenit biasanya menghabiskan antara masing-masing putaran dengan para pejuang di sudut mereka ditugaskan menerima saran dan perhatian dari pelatih dan staf.

Pertarungan dikendalikan oleh wasit yang bekerja di dalam cincin itu untuk menilai dan mengontrol perilaku para pejuang, aturan pada kemampuan mereka untuk melawan aman, jumlah pejuang mengetuk-down, dan peraturan tentang pelanggaran Sampai dengan tiga hakim biasanya hadir di ringside untuk skor pertarungan dan menetapkan poin untuk para petinju, berdasarkan pukulan yang menghubungkan, pertahanan, knockdowns, dan lainnya, lebih subjektif, tindakan. Karena gaya terbuka tinju menilai, banyak perkelahian hasil kontroversial, di mana salah satu (atau keduanya) pejuang percaya mereka telah "dirampok" atau tidak adil menolak kemenangan.

Setiap pejuang memiliki sudut ditugaskan dari cincin, di mana pelatih nya, serta satu atau lebih "detik" dapat diberikan pada pesawat tempur di awal pertempuran dan di antara putaran. Setiap petinju masuk ke dalam cincin dari sudut mereka ditugaskan pada awal setiap putaran dan harus berhenti berjuang dan kembali ke sudut mereka pada akhir putaran isyarat dari masing-masing.

Sebuah pertarungan di mana jumlah yang telah ditetapkan lolos ronde ditentukan oleh hakim, dan dikatakan "pergi ke" jarak. Petinju dengan nilai yang lebih tinggi pada akhir melawan diatur pemenangnya. Dengan tiga hakim, bulat dan keputusan split yang mungkin, seperti juga menarik.

Seorang petinju dapat memenangkan pertarungan sebelum keputusan dicapai melalui suatu sistem gugur; buti tersebut dikatakan telah berakhir "di dalam" jarak jauh. Jika pejuang adalah knocked down selama perkelahian itu, ditentukan oleh apakah menyentuh petinju lantai kanvas cincin dengan bagian tubuh mereka selain dari kaki sebagai akibat dari pukulan lawan dan tidak tergelincir, sebagaimana ditentukan oleh wasit, wasit mulai menghitung sampai kedatangan tempur ke kaki nya dan dapat dilanjutkan. Jika wasit menghitung sampai sepuluh, maka petinju terlanda diperintah "knocked out" (apakah sadar atau tidak) dan petinju lainnya adalah pemenang diperintah oleh knockout (KO). A KO "teknis" (TKO) mungkin juga, dan diperintah oleh wasit, dokter berkelahi, atau sudut pejuang jika pejuang tidak dapat dengan aman terus berjuang, berdasarkan luka atau yang dinilai mampu secara efektif membela diri.

Banyak yurisdiksi dan lembaga sanksi juga memiliki aturan "tiga-AAA", di mana tiga knockdowns dalam hasil putaran diberikan dalam sebuah TKO. Sebuah berdiri "delapan" aturan menghitung juga mungkin berlaku. Wasit ini memberikan hak untuk masuk dan mengelola hitungan delapan sampai seorang pejuang yang dia mungkin merasa dalam bahaya, bahkan jika tidak ada pemukulan sampai roboh telah terjadi. Setelah menghitung wasit akan mengamati pesawat tempur, dan memutuskan apakah dia fit untuk melanjutkan. Untuk tujuan penilaian, berdiri delapan perhitungan yang diperlakukan sebagai sebuah pemukulan sampai roboh.

Secara umum, petinju dilarang memukul di bawah sabuk, memegang, tersandung, mendorong, menggigit, meludah atau gulat. celana pendek yang petinju dibangkitkan sehingga lawan tidak diperbolehkan untuk memukul ke daerah pangkal paha.

Mereka juga dilarang menendang, kepala-menyeruduk, atau memukul dengan bagian dari lengan lain dari buku-buku jari dari kepalan tangan tertutup (termasuk memukul dengan siku, bahu atau lengan, serta dengan sarung tangan terbuka, pergelangan tangan, bagian dalam , belakang atau samping tangan). Mereka juga dilarang dari memukul belakang, belakang leher atau kepala (disebut "kelinci-punch") atau ginjal.

Mereka dilarang memegang tali untuk dukungan ketika meninju, memegang lawan sementara meninju, atau merunduk di bawah ikat pinggang lawan mereka (turun di bawah pinggang lawan, tidak peduli jarak antara). Jika meraih "" - sebuah langkah defensif di mana petinju wraps lawan-lawannya atau lengan dan memegang untuk menciptakan jeda - rusak oleh wasit, pesawat tempur masing-masing harus mengambil langkah penuh kembali sebelum meninju lagi (alternatif, wasit mungkin langsung para pejuang untuk "punch" dari permainan kata-kata tersebut). Ketika petinju adalah dirobohkan, petinju lain harus segera menghentikan pertempuran dan pindah ke sudut ring netral terjauh sampai wasit telah baik memerintah gugur atau disebut untuk memerangi untuk melanjutkan.

Pelanggaran aturan ini dapat memutuskan "pelanggaran" oleh wasit, yang mungkin mengeluarkan peringatan, mengurangi poin, atau mendiskualifikasi seorang petinju bersalah, menyebabkan kerugian otomatis, tergantung pada keseriusan dan intensionalitas dari busuk. Sebuah pelanggaran yang disengaja yang menyebabkan cedera yang mencegah perlawanan dari terus biasanya menyebabkan petinju yang melakukan itu akan didiskualifikasi. Sebuah pesawat tempur yang menderita suatu kebetulan-pukulan rendah dapat diberikan sampai lima menit untuk pulih, setelah itu mereka dapat memerintah tersingkir jika mereka tidak mampu untuk melanjutkan. Terkadang pelanggaran yang menyebabkan cedera mengakhiri pertarungan yang dapat menyebabkan hasil yang "" tidak ada kontes, atau menyebabkan perjuangan untuk pergi ke keputusan jika cukup putaran (biasanya empat atau lebih, atau setidaknya tiga dalam empat putaran berperang) yang telah lulus .

 


 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Tinju termasuk kedalam olahraga yang berbahaya, dimana objek dari cedera tersebut adalah sebuah organ tubuh yang paling penting dalam komponen system organ manusia. Kepala merupakan pusat dari segala bentuk pengendalian manusia.

Layaknya seperti olahraga lainnya, tinju memiliki bentuk cedera yang lebih dominant pada bagian kepala, dimana cedera tersebut apabila tidak ditindaklanjuti akan berdampak pada kematian. Sehingga perlu pengetahuan yang lebih dalam penanggulangan dan penatalaksanaan olahraga tinju ini.

Tinju merupakan cabang olahraga beladiri yang membahayakan, pertandingan tinju tidak dapat dilangsungkan sebelum ada dokter pertandingan, dikarenakan bentuk-bentuk cedera yang dialami oleh para atlet tinju barbagai macam, bahkan olahraga tinju dapat menyebabkan geger otak dikarenakan terpukulnya kepala bagian belakang.

 

B.     Saran

Melihat dampak dari cedera tinju sendiri berbahaya, sebaiknya setiap petinju diharapkan supaya lebih menjaga kondisi tubuh agar tidak mengalami cedera, baik cedera akut ataupun cedera kronis sampai cedera yang dapat menyebabkan kematian bagi si petinju.

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Wibowo, Hardianto, 2007. Pencagahan dan penatalaksanaan Cedera olahraga.

Jakarta : EGC

En.Wikipedia.Org / Wiki / Tinju

http://id.wikipedia.org/wiki/Tinju

http://stitattaqwa.blogspot.com/2011/06/olah-raga-tinju.html

http://infobebas.web.id/2011/dasar-dasar-tinju.html

 

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN Evaluasi dan Pengembangan Usaha

mAKALAH Cabang Olahraga Lempar

MAKALAH Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia