MAKALAH BK Lingkungan Perkembangan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Lingkungan Perkembangan” dengan
sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai
hal baik suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak
akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan,
serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya
makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu
permasalahan yang berhubungan dengan judul makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ...................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan
Anak .......................... 3
1.
Lingkungan Keluarga ...................................................................... 3
2.
Lingkungan Sekolah ....................................................................... 7
3.
Lingkungan Masyarakat .................................................................. 8
B.
Pengaruh Media Informasi Terhadap
Perkembangan Anak .................. 8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
........................................................................................... 10
B.
Saran ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Lingkungan
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Salah satunya
faktor lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga merupakan aspek yang pertama dan utama
dalam mempengaruhi perkembangan anak. Anak lebih banyak menghabiskan waktunya
di lingkungan keluarga, sehingga keluarga mempunyai peran yang banyak dalam
membentuk perilaku dan kepribadian anak serta memberi contoh nyata kepada anak.
Karena di dalam keluarga, anggota keluarga bertindak seadanya tanpa
dibuat-buat.
Dari keluarga inilah baik dan buruknya perilaku dan
kepribadian anak terbentuk. Walaupun ada juga faktor lain yang mempengaruhi.
Orang tua merupakan contoh yang paling mendasar dalam keluarga. Apabila orang
tua berperilaku kasar dalam keluarga, maka anak cenderung akan meniru. Begitu
juga sebaliknya, orang tua yang berperilaku baik dalam keluarga, maka anak juga
cenderung akan berperilaku baik.
Selain faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
masyarakat juga berpengaruh dalam perkembangan anak. Sekolah mempunyai peranan
dalam mengembangkan potensi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki anak,
menciptakan budi pekerti yang luhur, membangun solidaritas terhadap sesama yang
tinggi, serta mengembangkan keimanan dan ketakwaan anak agar menjadi manusia
yang beragama dan beramal kebajikan.
Lingkungan masyarakat mempunyai peranan dalam mengembangkan
perilaku dan kepribadian anak. Dalam masyarakat anak bergaul dengan teman
sebayanya maupun yang lebih muda atau bahkan yang lebih tua. Dari pergaulan
inilah anak akan mengetahui bagaimana orang lain berperilaku dan anak dapat
mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat serta anak dapat
berpikir dan mencari penyelesaiannya.
Dalam kehidupan masyarakat modern, komunikasi merupakan
suatu kebutuhan yang sangat penting terutama untuk menerima dan menyampaikan
informasi dari satu pihak ke pihak lain. Akibat pengaruh kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi dalam waktu yang sangat singkat, informasi-informasi
tentang peristiwa-peristiwa, pesan, pendapat, berita, ilmu pengetahuan, dan
lain sebagainya dengan mudah diterima oleh masyarakat, sehingga media massa
surat kabar, TV,film, radio, majalah, dan lainnya mempunyai peranan penting
dalam proses transformasi nilai-nilai dan norma-norma baru kepada masyarakat.
Di samping itu, media massa juga mentransformasikan simbol-simbol atau lambang
tertentu dalam suatu konteks emosional.
Dengan adanya tayangan adegan kekerasan dan adegan-adegan
yang menjurus ke pornografi, ditengarai juga telah banyak berperan menyulut
perilaku agresif remaja, dan menyebabkan terjadinya pergeseran moral pergaulan,
serta meningkatkan terjadinya berbagai pelanggaran norma susila di media massa,
nyaris setiap hari bisa dibaca terjadinya kasus-kasus perkosaan dan pembunuhan
yang menghebohkan karena si pelaku diilhami oleh adegan-adegan porno dan sadis
yang pernah ditontonnya di film atau di tayangan yang lain (J. Dwi
Narwoko-Bagong Suyanto 2006 : 96).
B.
Rumusan Masalah
Dari latar
belakang diatas muncullah masalah yang akan dibahas yakni :
1. Bagaimana pengaruh lingkungan
terhadap perkembangan anak?
2. Bagaimana pengaruh media informasi
terhadap perkembangan anak?
3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengaruh
Lingkungan Terhadap Perkembangan Anak
1.
Lingkungan
Keluarga
Keluarga
dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Predikat ini
mengindikasikan betapa esensialnya peran dan pengaruh lingkungan keluarga dalam
pembentukan perilaku dan kepribadian anak.
Pandangan yang sangat menghargai posisi dan peran keluarga
sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang istimewah. Pandangan seperti ini sangat
logis dan mudah dipahami karena beberapa alasan berikut ini.
1) Keluarga lazimnya merupakan, pihak
yang paling awal memberikan banyak perlakuan kepada anak. Begitu anak lahir,
lazimnya pihak keluargalah yang langsung menyambut dan memberikan layanan
interaktif kepada anak.
2) Sebagian besar waktu anak lazimnya
dihabiskan di lingkungan keluarga.
3) Karakteristik hubungan orang
tua-anak berbeda dari hubungan anak dengan pihak-pihak lainnya (guru, teman,
dan sebagainya ).
4) Interaksi kehidupan orang tua-anak
di rumah bersifat “asli”, seadanya dan tidak dibuat-buat.
Peran
keluarga lebih banyak memberikan pengaruh dukungan, baik dari dalam penyediaan
fasilitas maupun penciptaan suasana belajar yang kondusif. Sebaliknya, dalam
hal pembentukan perilaku, sikap dan kebiasaan, penanaman nilai, dan
perilaku-perilaku sejenisnya, lingkungan keluarga bisa memberikan pengaruh yang
sangat dominant.
Di sini lingkungan keluarga dapat memberikan pengaruh kuat
dan sifatnya langsung berkenaan dengan pengembangan aspek-aspek perilaku
seperti itu, keluarga dapat berfungsi langsung sebagai lingkungan kehidupan
nyata untuk memperaktekkan aspek-aspek perilaku tersebut.
Karena
itu tidaklah mengherankan kalau Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
2/1989 menyatakan secara jelas bahwa keluarga merupakan bagian dari jalur
pendidikan luar sekolah yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya,
nilai-nilai moral, dan keterampilan.
Selanjutnya, Radin menjelaskan 6 kemungkinan cara yang
dilakukan orang tua dalam mempengaruhi anak, yakni sebagai berikut ini :
1) Permodelan perilaku (modeling of
behavior). Baik disengaja atau tidak, orang tua dengan sendirinya akan menjadi
model bagi anaknya. Imitasi bagi anak tidak hanya yang baik-baik saja yang
diterima oleh anak, tetapi sifat-sifat yang jeleknyapun akan dilihat pula.
2) Memberikan ganjaran dan hukuman
(giving rewards and punishments). Orang tua mempengaruhi anaknya dengan cara
memberikan ganjaran terhadap perilaku-perilaku yang dilakukan oleh anaknya dan
memberikan hukuman terhadap beberapa perilaku lainnya.
3) Perintah langsung (direct
instruction).
4) Menyatakan peraturan-peraturan
(stating rules).
5) Nalar (reasoning). Pada saat-saat
menjengkelkan, orang tua bias mempertanyakan kapasitas anak untuk
bernalar, dan cara itu digunakan orang tua untuk mempengaruhi anaknya.
6) Menyediakan fasilitas atau
bahan-bahan dan adegan suasana (providing materials and sttings). Orang tua
dapat mempengaruhi perilaku anak dengan mengontrol fasilitas atau bahan-bahan
dan adegan suasana.
Perkembangan
moral anak akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana lingkungan keluarganya.
Karenaya, keharmonisan keluarga menjadi sesuatu hal mutlak untuk diwujudkan,
misalnya suasana rumah. Ketika keikhlasan, kejujuran dan kerjasama kerap
diperlihatkan oleh masing-masing anggota keluarga dalam hidup mereka setiap
hari, maka hampir bisa dipastikan hal yang sama juga akan dilakukan anak
bersangkutan.
Sebaliknya, anak akan sangat sulit menumbuhkan dan
membiasakan berbuat dan bertingkah laku baik manakala di dalam lingkungan
keluarga (sebagai ruang sosialasi terdekat, baik fisik maupun psikis) selalu
diliputi dengan pertikaian, pertengkaran, ketidakjujuran, kekerasan, baik dalam
hubungan sesama anggota keluarga ataupun dengan lingkungan sekitar rumah.
Demikian pula status sosio – ekonomi. Status sosio-ekonomi,
dalam banyak kasus menjadi sangat dominan pengaruhnya. Ini sekaligus menjadi
latar mengapa anak-anak tersebut memutuskan terjun ke jalanan. Namun selain
faktor tersebut (ekonomi), masih ada penyebab lain yang juga akan sangat
berpengaruh mengapa anak memutuskan tindakannya itu, yakni peranan lingkungan
rumah, khususnya peranan keluarga terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak,
dapat disingkat sebagai berikut :
1) Tingkah laku orang di dalam
(orangtua, saudara-saudara atau orang lain yang tinggal serumah) berlaku
sebagai suatu model kelakuan bagi anak melalui peniruan-peniruan yang dapat
diamatinya.
2) Melalui pelarangan-pelarangan terhadap
perbuatan-perbuatan tidak baik, anjuran-anjuran untuk dilakukan terus terhadap
perbuatan-perbuatan yang baik misalnya melalui pujian dan hukuman.
3) Melalui hukuman-hukuman yang
diberikan dengan tepat terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik atau
kurang wajar diperlihatkan, si anak menyadari akan kerugian-kerugian atau
penderitaan-penderitaan akibat perbuatan-perbuatannya.
a)
Kualitas Hubungan Orang Tua-Anak
Seiring
dengan perubahan-perubahan yang dialami anak usia SD, pola dan bentuk hubungan
orang tua-anak mengalami perubahan. Perilaku orang tua lazimnya semakin memberi
kesempatan kepada anak untuk berbuat secara lebih mandiri.
Pada saat anak memasuki SD, berbagai kemampuan dan
keterampilan lebih banyak lagi dikuasai oleh anak. Sekarang anak lazimnya sudah
dapat makan, buang air besar, dan berpakaian sendiri. Selain itu, ia juga mulai
menampakkan minat-minat dan acara kegiatannya sendiri yang kadang-kadang tidak
terikat lagi dengan acara orang tua.
b)
Gaya Pengasuhan Orang Tua Dan Pengaruhnya Terhadap
Perkembangan Anak
Gaya
pengasuhan orang tua (parenting style) adalah cara-cara orang tua berinteraksi
secara umum dengan anaknya, dalam hal ini banyak macam kalsifikasi yang
dapat dilakukan, salah satunya adalah sebagai berikut : otoriter, permisif, dan
otoritatif.
c)
Persoalan-persoalan keluarga dan pengaruhnya
terhadap perkembangan anak.
Dinamika
kehidupan yang terus berkembang membawa konsekuensi-konsekuensi tertentu
terhadap kehidupan keluarga. Banyaknya tuntutan kehidupan yang menerpa keluarga
serta bergesernya nilai-nilai dan pandangan tentang fungsi dan peranan anggota
keluarga menyebabkan terjadinya berbagai perubahan mendasar tentang
kehidupan keluarga.
Terlepas dari bentuk dan wujud perubahan-perubahan yang
terjadi, pergeseran-pergeseran tersebut membuat semakin kompleksnya
permasalahan-permasalahan yang dialami keluarga yang pada gilirannya akan
memberikan dampak tertentu terhadap perkembangan anak. Untuk dapat berkembang
secara sehat dan sejalan dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat, dengan
sendirinya anak perlu melakukan penyesuaian. Permasalahan utama keluarga yang
lazim dialaminya, yakni masalah orang tua yang bekerja dan perceraian.
2.
Lingkungan
Sekolah
Sekolah
telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak. Mereka di sekolah bukan hanya
hadir secara fisik, melainkan mengikuti berbagai kegiatan yang telah dirancang
dan diprogram sedemikian rupa. Karena itu disamping keluarga, sekolah memiliki
peran yang sangat berarti bagi perkembangan anak.
Guru adalah orang-orang yang sudah dididik dan dipersiapkan
secara khusus dalam bidang pendidikan. Mereka menguasai sejumlah pengetahuan
dan keterampilan yang bisa menjadi stimulus bagi perkembangan anak-anak lengkap
dengan penguasaan metodologi pembelajarannya.
Dalam konteks perkembangan anak, hal tersebut merupakan
salah satu sisi keunggulan guru dari pada orang-orang dewasa lain pada umumnya.
Karenanya lazimnya pengalaman interaksi pendidikan dengan guru di sekolah akan
lebih bermakna bagi anak dari pada pengalaman interaksi dengan sembarang orang
dewasa lainnya. Dengan kata lain, interaksi pendidikan di sekolah tidak hanya
berkenaan dengan perkembangan aspek-aspek pribadi lainnya.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa dilihat dari sisi
perkembangan anak, sekolah berfungsi dan bertujuan untuk memfasilitasi proses
perkembangan anak, secara menyeluruh sehingga dapat berkembang secara optimal
sesuai dengan harapan-harapan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Meskipun tampaknya di sekolah itu sangat dominan dalam perkembangan aspek
intelektual dan kognisi anak, namun sebenarnya sekolah berfungsi dan
berperan dalam mengembangkan segenap aspek perilaku termasuk perkembangan
aspek-aspek sosial moral dan emosi.
Dijelaskan oleh Bredekamp bahwa
sasaran kurikulum sekolah yang tepat itu adalah :
1) Mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan anak dalam semua bidang perkembangan fisik, sosial, emosi dan
intelektual guna membangun suatu fundasi untuk belajar sepanjang hayat;
2) Mengembangkan harga diri anak, rasa
kompoten dan perasaan-perasaan positif terhadap belajar. Sekolah-sekolah di
Indonesia juga tidak terlepas dari fungsi dan peranannya dalam mengembangkan
keimanan dan ketakwaan anak sehingga mereka menjadi manusia-manusia yang
beragama dan beramal kebajikan.
3.
Lingkungan
Masyarakat
Masyarakat
tempat anak – anak hidup dan bergaul, dengan orang dewasa yang juga memiliki
peran dan pengaruh tertentu dalam pembentukan kepribadian dan perilaku anak.
Disana mereka bergaul, melihat orang – orang beperilaku dan menemukan sejumlah aturan
dan tuntutan yang seyogjanya dipenuhi oleh yang bersangkutan.
Perkembangan anak, dari lingkungan keluarga, sekolah,
lingkungan masyarakat dapat mendukung perkembangan anak di keluarga maupun di
sekolah, begitupun sebaliknya.
B.
Pengaruh
Media Informasi Terhadap Perkembangan Anak
Masyarakat
tempat anak-anak hidup dan bergaul dengan anak-anak orang dewasa lainnya juga
merupakan lingkungan perkembangan yang memiliki peran dan pengaruh tertentu
dalam pembentukan kepribadian dan perilaku anak. Disana mereka bergaul, disana
mereka melihat orang-orang berprilaku, disana mereka menemukan sejumlah aturan
dan tuntunan yang seyogyanya dipenuhi oleh yang bersangkutan.
Pengalaman-pengalaman interaksional anak pada masyarakat ini akan member
kontribusi tersendiri dalam pembentukan perilaku dan perkembangan pribadi anak.
Namun tidak selamanya budaya-budaya baik yang dikembangkan
di rumah dan di sekolah itu sejalan dengan apa yang terjadi di masyarakat.
Sementara di rumah dan di sekolah tidak pernah diajarkan untuk mencuri,
berkelahi, mengkhianati orang lain dan sebagainya. Misalnya ; tapi di
masyarakat semua hal itu terjadi. Kondisi demikian tentunya akan menimbulkan
sejumlah pertanyaan, sikap kritis, dan bahkan mungkin kebingungan pada diri
anak.
Disinilah perlunya ikatan psikologis yang kuat antara
keluarga dengan anak sehingga keluarga tetap dipercaya sebagai tempat yang baik
untuk membicarakan dan memahami berbagai permasalahan yang terjaadi di
masyarakat. Baik tidaknya suatu masyarakat akan tergantung kepada keluarga-keluarga
yang membangun masyarakat bersangkutan.
v Pengaruh Negatif Media Informasi
Di era informasi ini, peran media informasi dalam kehidupan
sangat dominan. Saat ini, kita dapat menyaksikan betapa berjamurnya TV-TV
swasta, parabola, dan internet. Semua ini dapat memberikan pengaruh negative
bagi anak – anak, apabila mereka menyaksikan tayangan TV tanpa ada pengawasan
dari orang tua.
Penggunaan
internet juga tidak kalah berbahaya apabila tanpa pengawasan, karena banyaknya
informasi – informasi yang tidak layak konsumsi bagi anak-anak.
v Pengaruh Positif Media Informasi
Selain pengaruh negative, media informasi juga memberikan
pengaruh positif bagi perkembangan anak, khususnya dalam mengkondisikan
anak berburu informasi dan pengetahuan. Saat ini ada jutaan informasi yang
dapat diperoleh dengan mudah melalui internet hanya dalam hitungan detik saja.
Bahkan, kementrian pendidikan pun telah meluncurkan Buku
Sekolah Elektronik yang dapat di download oleh semua pengguna internet. Hal ini
tentunya dapat membantu siswa dalam belajar dan mendapatkan buku tambahan
selain yang digunakan di sekolah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengaruh
lingkungan terhadap perkembangan anak, dapat dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:
- Lingkungan keluarga
- Lingkungan sekolah
- Lingkungan masyarakat
Pengaruh media informasi terhadap perkembangan anak,
dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
- Pengaruh negative
- Pengaruh positif
B.
Saran
Dalam
perkembangan anak, sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyatrakat serta media informasi. Oleh karena itu
perhatian besar dari orang tua sangat diperlukan untuk bekal anak- anak dalam
bergaul dengan lingkungan lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
______. 2011. Pengaruh Lingkungan Terhadap
perkembangan Anak. http://blogdetik.com.
Diakses pada tanggal 5 Desember 2011, pukul 08:25
Radhy, Muh. Syakir. 2011. Perkembangan
Perserta Didik. Parepare
Comments
Post a Comment